Menghadapi musim kemarau, Sejumlah petani Desa Sungai Pelang , Kecamatan Matan
Hilir Selatan membuat sumur bor alias
sumur pantek, untuk mengairi sawah mereka dimusim kermarau. Apalagi sekarang
saat musim panas utara dimana sawah mulai kering dan sebagian lagi sudah retak
retak.
Malek (54), petani asal Desa Sei.sei.Pelang, Kecamatan matan Hilir Selatan mengatakan, dampak musim kemarau sangat
dirasakan sebagian besar petani, apa lagi sawah mereka umumnya adalah tadah
hujan. Apalagi musim panas utara, dimana
angin berhembus kencang, sehingga musim panas satu minggu saja sudah
mampu membikin sawah retak retak.
Untuk menyiasati hal itu, sebagian besar petani memilih memotong permukaan
pipa untuk mendekatkan permukaan air. Sementara sebagian petani yang memiliki
modal cukup, pilih membuat sumur baru dengan kapasitas air yang lebih besar.
“Kalau tidak berani nekat, tanaman yang sudah terlanjur ditanam bisa mati
dan bakal semakin rugi,” ujar Malek ketika ditemui wartawan belum lama ini.
Ia menambahkan, pada saat musim kemarau, sumur pantek menjadi satu-satunya
andalan sumber air bagi para petani. Sebab air irigasi dipastikan tidak lagi
mengalir. Karena jumlah petani yang mempergunakan sumur pantek semakin dilirik warga.
“Selama musim kemarau, sumur pantek selalu difungsikan secara bergiliran.
Karenanya tidak heran sebagian sumur ukuran 21 meter sudah ada yang macet,”
katanya.
Petani lain, Hadi Kusuma (42),
kelahiran sumedang Jawa Barat yang kini bermukim di Kab. Ketapang , mengatakan pada musim kemarau petani
seringkali mengalami gagal panen. Sebab lahan pertanian di kawasan tersebut
sebagian besar mengandalkan pasokan air dari sawah tadah hujan.
Menurut Hadi, karena tidak ada hujan
beberapa minggu saja, otomatis banyak lahan pertanian yang tidak kebagian air.
Ia berharap keberadaan sumur bor yang dibuat dengan dana lebih dari Rp 8 juta itu diharapkan mampu meningkatkan
produktifitas pertanian. (keterangan foto Hadi kusuma dan areal sawh dengan sumur pantek sedang tanam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar