Varitas unggul
yang satu ini tahan terhadap serangan hama wereng coklat biotipe 2 dan 3
serta tahan terhadap penyakit bakteri daun atau yang dikenal dengan
nama strain IV. Dengan melalui pengujian di beberapa lokasi di daerah
Sulawesi Tenggara akhirnya varietas ini oleh Balai Penelitian Tanaman
Padi (Balitpa) Deptan dilepas pada Juni 2004. tak hanya cocok ditanam di
daerah Sulawesi Tenggara, varietas mekongga juga cocok ditanam di Pulau
Jawa
Mekongga merupakan persilangan antara padi jenis
Galur A2970 yang berasal dari Arkansas Amerika Serikat, dengan varietas
yang sangat populer di Indonesia yaitu IR 64. Umur tanam Mekongga cukup
singkat yaitu hanya 116 hingga 125 hari. Secara fisik, bentuk tanamannya
tegak dengan tinggi tanaman berkisar antara 91 sampai 106 cm. Anakan
produktif 13-16 batang. Bentuk gabahnya sendiri ramping panjang dengan
tekstur rasa beras yang pulen karena kadar amilosanya mencapai 23
persen. Bobot 1000 butir gabah Mekongga yaitu 28 gram sehingga kurang
lebih potensi hasil varietas ini mencapai 8,4 ton per hektar dengan
budidaya yang tepat tentunya. varietas Mekongga guna dijadikan calon
benih. Nantinya, varietas ini akan diperbanyak untuk menjadi benih pokok
di Kabupaten Ketapang
.
Rabu, 29 Oktober 2014
Kolam Pemeliharaan Ikan Nila di P4S Angin Mamiri Desa Sei.Pelang
Sabtu, 25 Oktober 2014
Kamis, 23 Oktober 2014
Inpari 10 Disenangi Warga
P4S Angin mamiri desa sungai Pelang kec. Matan Hilir Selatan Ketapang tetap akan menanam varitas unggu Inpari 10 karena padi ini memiliki rasa nasi enak dan sanga di senangi para petani. Varitas padi ini berumur 108- 116 hari, tinggi tanaman 100- 120 cm anakan produktip 18= 25 batang perumpun . Keterangan lainKetahanan terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan 2
Ketahanan terhadap penyakit : Agak tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan agak rentan strain IV dan rentan terhadap virus tungro varian 013, 031 dan 131
Anjuran : Dapat ditanam pada musim hujan dan kemarau serta baik ditanam pada lahan sawah dengan sistem irigasi berselang 5-7 hari sekali
Ketahanan terhadap penyakit : Agak tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan agak rentan strain IV dan rentan terhadap virus tungro varian 013, 031 dan 131
Anjuran : Dapat ditanam pada musim hujan dan kemarau serta baik ditanam pada lahan sawah dengan sistem irigasi berselang 5-7 hari sekali

Rabu, 22 Oktober 2014
P4S Sungai Pelang Kembangkan Sumur Pantek
Menghadapi musim kemarau, Sejumlah petani Desa Sungai Pelang , Kecamatan Matan
Hilir Selatan membuat sumur bor alias
sumur pantek, untuk mengairi sawah mereka dimusim kermarau. Apalagi sekarang
saat musim panas utara dimana sawah mulai kering dan sebagian lagi sudah retak
retak.
Malek (54), petani asal Desa Sei.sei.Pelang, Kecamatan matan Hilir Selatan mengatakan, dampak musim kemarau sangat
dirasakan sebagian besar petani, apa lagi sawah mereka umumnya adalah tadah
hujan. Apalagi musim panas utara, dimana
angin berhembus kencang, sehingga musim panas satu minggu saja sudah
mampu membikin sawah retak retak.
Untuk menyiasati hal itu, sebagian besar petani memilih memotong permukaan
pipa untuk mendekatkan permukaan air. Sementara sebagian petani yang memiliki
modal cukup, pilih membuat sumur baru dengan kapasitas air yang lebih besar.
“Kalau tidak berani nekat, tanaman yang sudah terlanjur ditanam bisa mati
dan bakal semakin rugi,” ujar Malek ketika ditemui wartawan belum lama ini.
Ia menambahkan, pada saat musim kemarau, sumur pantek menjadi satu-satunya
andalan sumber air bagi para petani. Sebab air irigasi dipastikan tidak lagi
mengalir. Karena jumlah petani yang mempergunakan sumur pantek semakin dilirik warga.
“Selama musim kemarau, sumur pantek selalu difungsikan secara bergiliran.
Karenanya tidak heran sebagian sumur ukuran 21 meter sudah ada yang macet,”
katanya.
Petani lain, Hadi Kusuma (42),
kelahiran sumedang Jawa Barat yang kini bermukim di Kab. Ketapang , mengatakan pada musim kemarau petani
seringkali mengalami gagal panen. Sebab lahan pertanian di kawasan tersebut
sebagian besar mengandalkan pasokan air dari sawah tadah hujan.
Menurut Hadi, karena tidak ada hujan
beberapa minggu saja, otomatis banyak lahan pertanian yang tidak kebagian air.
Ia berharap keberadaan sumur bor yang dibuat dengan dana lebih dari Rp 8 juta itu diharapkan mampu meningkatkan
produktifitas pertanian. (keterangan foto Hadi kusuma dan areal sawh dengan sumur pantek sedang tanam)
Sungai Pelang Dapat Menjadi Lumbung Beras
Satu lagi
wadah bagi petani terbantuk di Desa Sungai Pelang Kec, Matan Hilir Selatan
Kabupaten Ketapang. Dinas Pertanian dan
Peternakan Resmikan bengkel p4S Angin Mamiri desa sungai Pelang sebagai salah satu wadah tempat petani belajar. Prihatin akan
nasip petani di desa ini, Hadi Kusuma seorang pengusaha asal Sumedang
menjadikan sawahnya untuk dijadikan tempat pelatihan petani. Sawah 4 ha
tersebut ditanami dengan padi dan ternyata bisa diusahakan panen 3 kali dalam
setahun. Melihat sukses tersebut petani dan penyuluh tertarik untuk menyebar
luaskannya kepada petani. Salah satu kuncinya
menurut Hadi selain kemauan yang kuat, keyakinan bahwa sawah mereka juga subur seperti di Jawa.
Dengan tekat itu ia menggunakan sumber air sumur bor. Dengan cara itu ia
dapat menanam tiga kali dalam setahun.
Padahal petani lainnnya sering
kekeringan dan untuk menanam satu kali saja menunggu msuim hujan yang cukup. Dinas pertanian menjadikan komplek
sawah Hadi Kusuma ini untuk tempat petani belajar bercocdok tanam padi dengan
nama “Angin Mamiri” . Karena para petani ini lebih cocok dan kena sasaran
bila belajar dengan petani.Kepala Bidang
Ketahanan pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Ketapang Ir. Dian MM mewakili Kadis saat mengadakan
pertemuan dengan para petani di p4s
Angin Mamiri desa Sungai Pelang
mengatakan, Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya (P4S) adalah lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan
yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani secara swadaya baik
perorangan maupun berkelompok. P4S adalah salah satu lembaga masyarakat
milik petani yang secara langsung berperan aktif dalam pembangunan
pertanian melalui pengembangan sumberdaya manusia pertanian yaitu petani
dan masyarakat di wilayahnya, dalam bentuk pelatihan, penyuluhan dan
pendidikan . Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia secara langsung bertanggung
jawab terhadap tumbuh kembangnya P4S. Pengaturan dimaksudkan sebagai
upaya melindungi pengguna P4S yang bersangkutan dari kegiatan pelatihan
pertanian yang tidak sesuai dengan ketentuan normative.Pelayanan
dimaksudkan sebagai upaya mengembangkan P4S agar tumbuh menjadi pusat
pelatihan pertanian yang berkualitas. Bentuk pengaturan antara lain
dengan melakukan standardisasi dan akreditasi P4S sedangkan bentuk
pelayanan terdiri dari pengembangan P4S dari segi kelembagaan, sarana
prasarana, ketenagaan, dan jejaring kerja.
Langganan:
Postingan (Atom)