Rabu, 29 Oktober 2014

P4S Angin Mamri Sei.Pelang Kembangkan Varitas Mikongga

Varitas unggul yang satu ini tahan terhadap serangan hama wereng coklat biotipe 2 dan 3 serta tahan terhadap penyakit bakteri daun atau yang dikenal dengan nama strain IV. Dengan melalui pengujian di beberapa lokasi di daerah Sulawesi Tenggara akhirnya varietas ini oleh Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa) Deptan dilepas pada Juni 2004. tak hanya cocok ditanam di daerah Sulawesi Tenggara, varietas mekongga juga cocok ditanam di Pulau Jawa

Mekongga merupakan persilangan antara padi jenis Galur A2970 yang berasal dari Arkansas Amerika Serikat, dengan varietas yang sangat populer di Indonesia yaitu IR 64. Umur tanam Mekongga cukup singkat yaitu hanya 116 hingga 125 hari. Secara fisik, bentuk tanamannya tegak dengan tinggi tanaman berkisar antara 91 sampai 106 cm. Anakan produktif 13-16 batang. Bentuk gabahnya sendiri ramping panjang dengan tekstur rasa beras yang pulen karena kadar amilosanya mencapai 23 persen. Bobot 1000 butir gabah Mekongga yaitu 28 gram sehingga kurang lebih potensi hasil varietas ini mencapai 8,4 ton per hektar dengan budidaya yang tepat tentunya. varietas Mekongga guna dijadikan calon benih. Nantinya, varietas ini akan diperbanyak untuk menjadi benih pokok di Kabupaten Ketapang

.

Kolam Pemeliharaan Ikan Nila di P4S Angin Mamiri Desa Sei.Pelang

 Setiap hari selalu saja ada para petani di Kecamatan Matan Hilir Selatan mengadakan kunjungan ke  P4S Angin Mamiri . Selain melihat cara bertanam padi, di komplek ini juga ada percontohan Kolam ikan nila yang cukup berhasil. Ribuan ekor ikan nila dapat menjadi sumber protein bagi masyarakat.



Kamis, 23 Oktober 2014

Rabu, 22 Oktober 2014

P4S Sungai Pelang Kembangkan Sumur Pantek

Menghadapi musim kemarau, Sejumlah petani Desa Sungai Pelang , Kecamatan Matan Hilir Selatan  membuat sumur bor alias sumur pantek, untuk mengairi sawah mereka dimusim kermarau. Apalagi sekarang saat musim panas utara dimana sawah mulai kering dan sebagian lagi sudah retak retak.
Malek (54), petani asal Desa Sei.sei.Pelang, Kecamatan matan Hilir Selatan  mengatakan, dampak musim kemarau sangat dirasakan sebagian besar petani, apa lagi sawah mereka umumnya adalah tadah hujan. Apalagi musim panas utara, dimana  angin berhembus kencang, sehingga musim panas satu minggu saja sudah mampu membikin sawah retak retak.
Untuk menyiasati hal itu, sebagian besar petani memilih memotong permukaan pipa untuk mendekatkan permukaan air. Sementara sebagian petani yang memiliki modal cukup, pilih membuat sumur baru dengan kapasitas air yang lebih besar.
“Kalau tidak berani nekat, tanaman yang sudah terlanjur ditanam bisa mati dan bakal semakin rugi,” ujar Malek  ketika ditemui wartawan belum lama ini.
Ia menambahkan, pada saat musim kemarau, sumur pantek menjadi satu-satunya andalan sumber air bagi para petani. Sebab air irigasi dipastikan tidak lagi mengalir. Karena jumlah petani yang mempergunakan sumur pantek semakin dilirik warga.
“Selama musim kemarau, sumur pantek selalu difungsikan secara bergiliran. Karenanya tidak heran sebagian sumur ukuran 21 meter sudah ada yang macet,” katanya.
Petani lain, Hadi Kusuma  (42), kelahiran sumedang Jawa Barat yang kini bermukim di Kab. Ketapang  , mengatakan pada musim kemarau petani seringkali mengalami gagal panen. Sebab lahan pertanian di kawasan tersebut sebagian besar mengandalkan pasokan air dari sawah tadah hujan.
Menurut  Hadi, karena tidak ada hujan beberapa minggu saja, otomatis banyak lahan pertanian yang tidak kebagian air. Ia berharap keberadaan sumur bor yang dibuat dengan dana lebih dari Rp 8  juta itu diharapkan mampu meningkatkan produktifitas pertanian. (keterangan foto Hadi kusuma dan areal sawh dengan sumur pantek sedang tanam)

Sungai Pelang Dapat Menjadi Lumbung Beras



Satu lagi wadah bagi petani terbantuk di Desa Sungai Pelang Kec, Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang.  Dinas Pertanian dan Peternakan Resmikan  bengkel p4S  Angin Mamiri desa sungai Pelang  sebagai salah satu  wadah tempat petani belajar. Prihatin akan nasip petani di desa ini, Hadi Kusuma seorang pengusaha  asal Sumedang  menjadikan sawahnya untuk dijadikan tempat pelatihan petani. Sawah 4 ha tersebut ditanami dengan padi dan ternyata bisa diusahakan panen 3 kali dalam setahun. Melihat sukses tersebut petani dan penyuluh tertarik untuk menyebar luaskannya kepada petani. Salah satu kuncinya  menurut Hadi selain kemauan yang kuat, keyakinan bahwa  sawah mereka juga subur seperti di Jawa. Dengan tekat itu ia menggunakan sumber air sumur bor. Dengan cara itu ia dapat  menanam tiga kali dalam setahun. Padahal petani  lainnnya sering kekeringan dan untuk menanam satu kali saja menunggu msuim hujan yang  cukup. Dinas pertanian menjadikan komplek sawah Hadi Kusuma ini untuk tempat petani belajar bercocdok tanam padi dengan nama “Angin Mamiri” . Karena para petani ini lebih cocok dan kena sasaran bila  belajar dengan petani.Kepala Bidang Ketahanan pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Peternakan Kab Ketapang  Ir. Dian MM mewakili Kadis saat mengadakan pertemuan dengan para petani di p4s  Angin Mamiri desa Sungai Pelang   mengatakan,  Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) adalah lembaga  pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani  secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok. P4S adalah salah satu  lembaga masyarakat milik petani yang secara langsung berperan aktif dalam  pembangunan pertanian melalui pengembangan sumberdaya manusia pertanian yaitu  petani dan masyarakat di wilayahnya, dalam bentuk pelatihan, penyuluhan dan  pendidikan . Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia secara langsung bertanggung jawab  terhadap tumbuh kembangnya P4S. Pengaturan dimaksudkan sebagai upaya melindungi  pengguna P4S yang bersangkutan dari kegiatan pelatihan pertanian yang tidak  sesuai dengan ketentuan normative.Pelayanan dimaksudkan sebagai upaya  mengembangkan P4S agar tumbuh menjadi pusat pelatihan pertanian yang  berkualitas. Bentuk pengaturan antara lain dengan melakukan standardisasi dan  akreditasi P4S sedangkan bentuk pelayanan terdiri dari pengembangan P4S dari segi  kelembagaan, sarana prasarana, ketenagaan, dan jejaring kerja.